Sudah lama
rasanya tak terima yang namanya surat cinta. Entah kapan yang terakhir kalinya.
Membuka surat dengan katakata yang spontan berterbangan di dalam lipatannya,
seperti menunggu rintik hujan jatuh pelanpelan, menunggu ketenangan. Ada
gerimis diantara barisbaris kata, dan harum dedaunan basah. Aroma tanah yang
menguap. Seperti parfum yang membuatku terus merindu.
Setelah membaca
surat cinta, hatiku rasanya penuh dengan katakata yang berbondongbondong,
meluapluap, menarinari, ingin segera membalas cinta si pengirim. Meski kadang
tak tau siapa dia. Tapi rinduku akan surat cinta sudah tak terbendung, seperti
hujan di luar yg terjun bebas, tak peduli matahari masih menyeringai yang langsung
buruburu menyipit.
Menerima surat
cinta bagiku rasanya tak perlu menunggu jatuh cinta. Atau menanti hari
valentine. Bisa kapan saja. Mengirimi surat cinta berarti membiarkan kepingankepingan
aksara berjabat erat. Jangan lupa melekatkan rindurindu disudut amplop. Agar cinta
dan senyum di dalam surat tak hilang dicuri pak pos.*
0 cuap-cuap:
Post a Comment